Minggu, 20 Februari 2011

Merenungi makna Maulid Nabi Muhammad SAW

Tanggal 12 Rabiul awal yang bertepatan dengan tanggal 15 februari 2011 seluruh kaum muslimin merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW,yang tidak lain adalah wrisan peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun.
tak terkecuali oleh pengurus mesjid alhidayah.
Dalam catatan historis di zaman Nabi Muhammad,ke-4 Khalifatu rasyidin serta tabiin tak pernah ada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Ada dua versi Perayaan ini dimulai yaitu
1.Pada zaman kekhalifahan Fatimah az-Zarrah,putri muhammad.Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang Shalahuddin al-ayyubi (1137-1193M)kepada Khalifah agar mengadakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW,
tujuannya adalah untuk mengembalikan semangat juang kaum muslimmin dalam perjuangan membebaskan Mesjid Al-Aqsho di palestina dari cengkraman kaum Salibis yang kemudian menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat islam menggelora pada saat itu.
2.Adanya serangan dari kaum mongolia yang pada waktu itu telah hampir menguasai/mengexpansi hampir 2/3 (duapertiga) belahan dunia dan salah satu negeri yang belum bisa dikuasai adalah Irak tempat kekhalifah Fatimah berkuasa,hingga untuk membangkitkan semangat juang tentara islam maka di buatlah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Namun secara Subtansial,perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk mengenal akan ketelaadanan dari Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Islam.Tercatat disepanjang kehidupan Nabi Muhammad adalah pemimpin besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya.
Dalam konteks ini,Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas kesalehan umat.Yakni sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani(Civil Siciety) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi,transparansi,anti kekerasan kesetaraan gender,cinta lingkungan,pluralisme,keadilan sosial,ruang batas partisipasi dan humanisme.
Aisyah ra(istri Nabi) pernah berkata bahwa perilaku Nabi Muhammad SAW adalah Al-Quran,
Akhirnya marilah kita bersama-sama dengan momen Maulid Nabi ini kita merenungi sampai dimanakah kita telah meneladani Nabi Muhammad SAW didalam kehidupan sehari-hari,sebagai seorang ayah apakah kita sudah memberikan tauladan pada anak dan istri kita,sebagai Ibu sampai dimanakah peran kita dalam pendidikan kislaman kepada anak-anak dan seterusnya.Karena bukan rahasia lagi bila kita saat ini sedang membutuhkan sosok pemimpin yang mampu merekontruksi sendi-sendi kehidupan dimasyarakat sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Intinya dengan Maulid Nabi marilah kita mengenal lebih jauh tetang kepribadian Nabis Besar Muhammad SAW denga membaca,mengikuti majlis-majlis taklim dan lainya.Karena dengan mengenalnya akan timbul perasaan sayang yang pada akhirnya akan menambah kecintaan kita kepada nabi Muhammad SAW.
Demkianlah renungan singkat dari Maulid Nabi Muhammad SAW kita kali ini,bila ada yang salah saya mohon maaf dan kepada Allah saya mohon pengampunan,akhirul kalam wabilahitaufig walhidayah,wasalamualaikum warohmatullohi wabarokatu
Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar