Kamis, 10 Februari 2011

Membersihkan Kalbu

Manusia sering kali melakukan sesuatu atas dasar hawa nafsunya yang
mengakibatkan perbuatan tersebut berdampak negative ditengah-tengah masyarakat.
Untuk menghindari penyesalan diakhir perbuatan yang akan dilakukan, maka
seyogyanya bertanyalah pada hati kecil, baik dan buruknya perbuatan tersebut.
Oleh karena itu setiap manusia dituntut untuk memahami hatinya atau bahasa lain
adalah "Qolbu".

Pengertian "Qolbu" :

Menurut Syekh Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali al-Husaini al-Jurjaniy
didalam kitabnya "at-Ta'rifat" : Qolbu adalah sifat lembutnya Ketuhanan yang
terdapat dalam jiwa manusia.

Dalam hadis Rasulullah Saw: Dari Nu'man bin Basyir berkata: saya mendengar
Rasulullah Saw. Bersabda:
Artinya: " Ketahuilah,sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila
dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk
maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut
adalah "Qolbu" yaitu hati ". ( Hadis Riwayat Bukhori ).

Jika kita pahami secara mendalam hadis tersebut, maka hati sangat berperan dalam
kehidupan jiwa manusia, karena hati yang bersih akan melahirkan jiwa yang bersih
dan selalu taat serta tunduk terhadap titah dari Sang Ilahi Rabbi. Sebaliknya
jiwa yang kotor disebabkan karena jiwa tersebut memiliki hati yang tidak baik
dan selalu melanggar aturan yang telah digariskan oleh Allah Swt.



Tanda-tanda hati yang kotor atau sakit.

Fitrah manusia adalah suci dan bersih dalam menjalankan perintah agama,namun
terkadang dalam perjalanan kehidupannya, manusia sering lupa dan lalai serta
terjerumus dalam sifat-sifat "syaithoniyah". Untuk mengenal lebih jauh
tanda-tanda hati manusia yang telah kotor atau sakit, berikut ini salah satu
tandanya :

Adanya sifat nifaq ( Munafik ) dalam jiwa manusia, mari kita renungkan firman
Allah Swt. Dalam surat al-Baqarah :
Artinya : " Dan diantara manusia ada yang berkata " kami beriman kepada Allah
dan hari akhir ", padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang2 yang beriman.
Mereka menipu Allah dan orang2 yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri
sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit ( Nifaq ), lalu
Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat adzab yang pedih, karena
mereka berdusta ". ( QS.al-Baqarah : 8-10 )



Jika kita perhatikan ayat-ayat tersebut, maka sifat munafik akan menjadikan hati
manusia bertambah kotor dan rusak, karena pada dasarnya manusia yang memiliki
sifat nifaq akan terlihat diluar dirinya manis akan tetapi dalam bathinnya dia
memiliki sifat-sifat syaithoniyyah, apa saja sifat-sifat tersebut,

Syekh az-Zamakhsyari dalam kitab tafsirnya "al-Kassyaf", menggambarkan hati yang
sakit karena sifat nifaq dalam diri manusia adalah selalu condong untuk berbuat
maksiat kepada Allah Swt. Sedangkan Syekh Abu Zahrah dalam kitab tafsirnya
"Zahratu at-Tafasir", bahwasanya hati akan menjadi keras karena sifat nifaq yang
selalu menanamkan kedengkian dan selalu menghinakan orang2 yang beriman.
Penyakit hati tersebut menurut beliau tidak ada obatnya, na'udzubillah.

Membersihkan hati yang kotor

Ketika manusia sudah mulai malas beribadah kepada Allah Swt. Maka sebaiknya
bersegeralah beristighfar untuk mendapatkan ampunan dari Allah Swt. Karena
ketika kita membiarkan diri kita jauh dari Allah Swt. maka hati sedikit demi
sedikit akan kotor dan jika tidak segera di obati hati tersebut akan mengeras,
sebagaimana di isyaratkan dalam al-Quran surat al-Baqarah :

Artinya : " Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga hatimu seperti
batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu2 itu pasti ada sungai2 yang airnya
memancar daripadanya. Adapula yang terbelah lalu kaluarlah mata air daripadanya.
Dan adapula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah Swt. Dan Allah tidak
lengah terhadap apa yang kamu kerjakan ". ( QS.al-Baqarah : 74 )



Oleh karena itu untuk menghindari kerasnya hati cepatlah kembali kepada Allah
dengan memohon ampunan dari-Nya, sebagaiman Allah perintahkan kepada orang2 yang
beriman :

Artinya : " Wahai orang2 yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat
yang semurni-murninya, mudah2an Tuhan kamu akan menghapus kesalahan2 mu dan
memasukkan kamu kedalam surga2 yang mengalir dibawahnya sungai2, pada hari
ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang2 yang beriman bersama dengannya,
sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil
mereka berkata, " Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan
ampunilah kami, sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (SQ.at-Tahrim:8)



Syekh al-Hafidz Ibnu katsir dalam kitabnya "Tafsir al-Quran al-'Adzim",
menjelaskan bahwasanya seseorang yang bertobat kepada Allah Swt, dia sungguh
menyesali dosa2 yang telah ia lakukan dan tidak akan mengulanginya lagi.

Perbuatan manusia bersumber dari hatinya, maka ketika hatinya selamat dari
sifat2 yang kotor maka perbuatan tersebut akan mencerminkan prilaku yang islami
dan jauh dari maksiat kepada Allah Swt.

Maka marilah sama2 selamatkan hati kita dari sifat-sifat yang dapat
menjerumuskan diri manusia kedalam jurang kehinaan didunia maupun diakherat
kelak. Karena semua yang kita miliki baik harta benda maupun keturunan kita
tidak dapat menolong diri kita selamat dihari hisab nanti kecuali jiwa tersebut
diiringi dengan hati yang bersih ( Qolbu as-Salim ), sebagaimana diisyaratkan
oleh Allah Swt, dalam surat as-Syu'ara :
Artinya : " Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna. Kecuali
orang-orang yang menghadap Allah Swt. dengan hati yang bersih". (QS.as-Syu'ara:
88-89 )

Maka ketika hati setiap jiwa manusia bersih, prilaku dia akan baik pula. Ketika
prilaku baik akan menghasilkan ketaatan kepada Allah Swt. dimanapun dia berada,
dan itulah cita-cita terbesar dalam kehidupan ummat manusia.

Mudah-mudahan Allah Swt. selalu membersihkan hati kita dari sifat-sifat kotor
yang dapat menjerumuskan jiwa dan raga kita jauh dari Allah Swt menuju kepada
hati yang bersih dan selamat. Amin Ya Rabbal 'Alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar