Rabu, 23 Februari 2011

Alam Jin dan dunia misteri dalam perpekstif sunnah wal jamaah

Didalam keseharian kita sering kita jumpai hal-hal mistik sebagai alternatif pengobatan yang tidak bisa diterima oleh akal dan logika kita.Bagaimana kita bisa membedakan mana yang pengobatan alternatif yang di ridhoi oleh Allah dan pengobatan yang dilakukan oleh jin yang sifatnya membawa kita pada kesirikan.
Dibawah ini bisa di download sebuah ceramah sebagai penambah pengetahuan kita mengenai alam jin dan dunia misteri.
Mohon komentar dari teman-teman sebagai tambahan ilmu karena tak ada manusia yang sempurna.Download disini
Baca Selanjutnya »

Minggu, 20 Februari 2011

Merenungi makna Maulid Nabi Muhammad SAW

Tanggal 12 Rabiul awal yang bertepatan dengan tanggal 15 februari 2011 seluruh kaum muslimin merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW,yang tidak lain adalah wrisan peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun.
tak terkecuali oleh pengurus mesjid alhidayah.
Dalam catatan historis di zaman Nabi Muhammad,ke-4 Khalifatu rasyidin serta tabiin tak pernah ada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Ada dua versi Perayaan ini dimulai yaitu
1.Pada zaman kekhalifahan Fatimah az-Zarrah,putri muhammad.Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang Shalahuddin al-ayyubi (1137-1193M)kepada Khalifah agar mengadakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW,
tujuannya adalah untuk mengembalikan semangat juang kaum muslimmin dalam perjuangan membebaskan Mesjid Al-Aqsho di palestina dari cengkraman kaum Salibis yang kemudian menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat islam menggelora pada saat itu.
2.Adanya serangan dari kaum mongolia yang pada waktu itu telah hampir menguasai/mengexpansi hampir 2/3 (duapertiga) belahan dunia dan salah satu negeri yang belum bisa dikuasai adalah Irak tempat kekhalifah Fatimah berkuasa,hingga untuk membangkitkan semangat juang tentara islam maka di buatlah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Namun secara Subtansial,perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk mengenal akan ketelaadanan dari Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Islam.Tercatat disepanjang kehidupan Nabi Muhammad adalah pemimpin besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya.
Dalam konteks ini,Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas kesalehan umat.Yakni sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani(Civil Siciety) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi,transparansi,anti kekerasan kesetaraan gender,cinta lingkungan,pluralisme,keadilan sosial,ruang batas partisipasi dan humanisme.
Aisyah ra(istri Nabi) pernah berkata bahwa perilaku Nabi Muhammad SAW adalah Al-Quran,
Akhirnya marilah kita bersama-sama dengan momen Maulid Nabi ini kita merenungi sampai dimanakah kita telah meneladani Nabi Muhammad SAW didalam kehidupan sehari-hari,sebagai seorang ayah apakah kita sudah memberikan tauladan pada anak dan istri kita,sebagai Ibu sampai dimanakah peran kita dalam pendidikan kislaman kepada anak-anak dan seterusnya.Karena bukan rahasia lagi bila kita saat ini sedang membutuhkan sosok pemimpin yang mampu merekontruksi sendi-sendi kehidupan dimasyarakat sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Intinya dengan Maulid Nabi marilah kita mengenal lebih jauh tetang kepribadian Nabis Besar Muhammad SAW denga membaca,mengikuti majlis-majlis taklim dan lainya.Karena dengan mengenalnya akan timbul perasaan sayang yang pada akhirnya akan menambah kecintaan kita kepada nabi Muhammad SAW.
Demkianlah renungan singkat dari Maulid Nabi Muhammad SAW kita kali ini,bila ada yang salah saya mohon maaf dan kepada Allah saya mohon pengampunan,akhirul kalam wabilahitaufig walhidayah,wasalamualaikum warohmatullohi wabarokatu
Dari berbagai sumber
Baca Selanjutnya »

Jumat, 18 Februari 2011

ANGGARAN DASAR TA’MIR MASJID AL_HIDAYAH

ANGGARAN DASAR TA’MIR MASJID
Mesjid Al-hidayah
Jln Jend Sudirman RW V – RW VI Kelurahan MEnsjid Al-hidayah Duri

________________________________________________________________________


M U Q A D D I M A H

Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala telah mewahyukan Islam sebagai agama yang haq, sempurna dan diridlai-Nya serta merupakan rahmat bagi seluruh alam. Dia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya untuk menjadi khalifah-Nya di bumi, agar memakmurkan sesuai dengan kehendak-Nya.

Kehidupan yang sesuai dengan fithrah manusia adalah kehidupan yang cenderung kepada kebenaran yang akan mengantarkan manusia pada kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat. Yang akan mampu menghadirkan karya-karya kemanusiaan berupa amal shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah dan mengharap keridlaan-Nya semata.

Untuk mencapai kebahagiaan hidup di akhirat dengan memperhatikan kebahagiaan hidup di dunia dalam tatanan masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah subhanahu wa ta’ala dan dengan keyakinan bahwa tujuan itu hanya dapat dicapai dengan pertolongan, taufiq dan hidayah-Nya, kemudian diikuti dengan usaha-usaha yang terencana, teratur, terus menerus dan penuh kebijaksanaan, maka dengan nama Allah, kami sebagian umat Islam berhimpun diri dalam organisasi (jam'iyah) dengan Anggaran Dasar sebagai berikut:


BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1. Nama
Organisasi ini bernama Ta’mir Masjid “Al Hidayahr” atau disingkat TMA”.

Pasal 2. Waktu
Organisasi ini didirikan di kota Madani pada tanggal 11Muharram 1432 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 16 januari Miladiyah, untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3. Tempat Kedudukan
Organisasi ini berkedudukan di Masjid “Al Hidayah”, Jl. Sudirman Rt V Rw VI.


BAB II
ASAS, TUJUAN DAN USAHA

Pasal 4. Asas
Organisasi ini berasaskan Islam yang berpedoman kepada Al Quraan dan As Sunnah.

Pasal 5. Tujuan
Terbinanya umat Islam yang beriman, berilmu dan beramal shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah untuk mencapai keridlaan-Nya.

Pasal 6. Usaha
a.Melakukan 'amar ma'ruf nahi munkar untuk mengajak manusia ke jalan yang benar.
b.Menyelenggarakan aktivitas yang bernafaskan Islam di bidang da'wah, sosial, ekonomi dan pendidikan.


BAB III
VISI DAN MISI

Pasal 7. Visi
Menuju Islam yang kaffah.

Pasal 8. Misi
a.Menjadikan Masjid sebagai tempat untuk beribadah kepada Allah semata dan sebagai pusat kebudayaan Islam.
b.Mengisi abad kebangkitan Islam dengan aktivitas yang islami.
c.Membina jama’ah Masjid “Al Hidayah” menjadi pribadi muslim yang bertaqwa.
d.Menuju masyarakat islami yang sejahtera dan diridlai Allah subhanahu wa ta’ala.


BAB IV
PERANAN, FUNGSI DAN TUGAS

Pasal 9. Peranan
Organisasi ini berperan sebagai sumber daya pembinaan umat Islam.

Pasal 10. Fungsi
Organisasi ini berfungsi sebagai alat perjuangan Islam dan umatnya.

Pasal 11. Tugas
Organisasi ini bertugas untuk menegakkan syi'ar Islam.


BAB IV
KEANGGOTAAN, STRUKTUR ORGANISASI DAN PERBENDAHARAAN

Pasal 12. Keanggotaan
a.Anggota Ta’mir Masjid “Al Hidayah” adalah Jama’ah Masjid “Al Hidayah”, yaitu warga muslim di lingkungan Masjid “Al Hidayah”, Jl. Sudirman Rt V Rw VI. Selanjutnya disebut anggota atau jama’ah.
b.Setiap Jama’ah memiliki hak dan kewajiban yang sama, namun berbeda dalam fungsinya.

Pasal 13. Struktur Organisasi
a.Kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Jama’ah Masjid “Al Hidayah”.
b.Kepemimpinan organisasi dilaksanakan oleh Pengurus Ta’mir Masjid “Al Hidayah”. Selanjutnya dapat disebut dengan Pengurus.
c.Kepemimpinan adalah amanah organisasi yang diemban Pengurus dan harus dipertanggungjawabkan kepada jama’ah dalam Musyawarah Jama’ah.
d.Ketua Umum Pengurus dipilih dan dilantik dalam Musyawarah Jama’ah.
e.Anggota Pengurus dipilih dan dilantik oleh Ketua Umum dalam acara Serah Terima Pengurus Ta’mir Masjid “Al Hidayah”.
f.Ketua Umum dipilih dan dilantik dalam Musyawarah Jama’ah.

Pasal 14. Perbendaharaan
Kekayaan Ta’mir Masjid “Al Hidayah” diperoleh dari usaha-usaha dan sumbangan yang halal dan tidak mengikat.


BAB V
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 15. Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan dan penjelasan Anggaran Dasar organisasi hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Jama’ah.

Pasal 16. Pembubaran Organisasi
Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Jama’ah.


BAB VI
ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN

Pasal 17. Aturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar Ta’mir Masjid “Al Hidayah” dimuat dalam peraturan atau ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.

Pasal 18. Pengesahan
Anggaran Dasar ini diperbaharui dan disahkan dalam Musyawarah Jama’ah Masjid “Al Hidayah” ke-1 tanggal 10 Muharam 1432 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 16 Januari 2011 Miladiyah di Masjid “Al Hidayah”, Jl. Sudirman Rt V Rw VI .


ANGGARAN RUMAH TANGGA TA’MIR MASJID “AL HIDAYAH”
JLN SUDIRMAN RT V/ RW VI
________________________________________________________________________


BAB I
K E A N G G O T A A N

Pasal 1. Anggota
Jama’ah Masjid “Al Hidayah” yang telah memenuhi syarat-syarat keanggotaan dapat menjadi anggota organisasi ini.

Pasal 2. Syarat Syarat Keanggotaan
Setiap umat Islam warga Jln Sudirman RT V/RT VI yang telah menjadi penduduk tetap dan mendaftarkan diri sebagai jama’ah.

Pasal 3. Status Anggota
a.Jama’ah Masjid “Al Hidayah” terdiri dari :
1.Jama’ah biasa, ialah warga Jln Sudirman RT V/RT VI
2.Jama’ah kehormatan, ialah jama’ah yang diangkat oleh Pengurus atas kebijakan tertentu.
b.Status keanggotaan gugur bila meninggal dunia, mengundurkan diri, diberhentikan oleh Pengurus atau tidak lagi menjadi warga Jln Sudirman RT V/RT VI.

Pasal 4. Hak Anggota
a.Jama’ah berhak mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Pengurus.
b.Jama’ah berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul, saran atau pertanyaan baik secara lesan maupun tertulis kepada Pengurus.
c.Jama’ah biasa berhak mengikuti Musyawarah Jama’ah, memiliki hak bicara, hak suara, memilih dan dipilih.
d.Jama’ah kehormatan berhak mengikuti Musyawarah Jama’ah dan hanya memiliki hak bicara.
e.Jama’ah yang diberhentikan berhak menuntut keadilan dalam Musyawarah Jama’ah.

Pasal 5. Kewajiban Anggota
a.Menjaga nama baik Masjid “Al Hidayah” dan jama’ahnya.
b.Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan Pengurus.
c.Mentaati peraturan organisasi yang berlaku.


BAB II
O R G A N I S A S I

Pasal 6. Musyawarah Jama’ah
a.Musyawarah Jama’ah berfungsi sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi dan dilaksanakan tiga tahun sekali.
b.Musyawarah Jama’ah bertugas untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan amanah, menetapkan Program Kerja, Bagan dan Struktur Organisasi, menetapkan pedoman-pedoman organisasi maupun memilih Pengurus periode berikutnya.
c.Musyawarah Jama’ah Luar Biasa (MJLB) dapat dilakukan atas permintaan sekurang-kurangnya dua per tiga anggota.

Pasal 7. Peserta Musyawarah Jama’ah
Peserta Musyawarah Jama’ah adalah seluruh jama’ah biasa dan luar biasa ditambah dengan undangan khusus.

Pasal 8. Badan Pengurus
a.Kepengurusan organisasi disebut dengan Pengurus Ta’mir Masjid “Al Hidayah”. Selanjutnya dapat disebut dengan Pengurus.
b.Formasi Pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan tiga orang Anggota.
c.Struktur Pengurus dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan jama’ah.
d.Masa jabatan (periode) Pengurus adalah tiga tahun. Selambat-lambatnya satu bulan setelah masa kepengurusannya habis Pengurus harus menyelenggarakan Musyawarah Jama’ah.
e.Ketua Umum Pengurus tidak boleh dijabat tiga kali berturut-turut oleh orang yang sama.

Pasal 9. Anggota Pengurus
a.Anggota Pengurus dipilih dan disahkan Ketua Umum yang merangkap Ketua Formatur dengan dibantu dua orang Anggota Formatur yang dipilih dalam Musyawarah Jama’ah.
b.Reshuffle Anggota Pengurus dilakukan oleh Ketua Umum Ta’mir Masjid “Al Hidayah” dengan menerbitkan Surat Keputusan.

Pasal 10. Badan Pengawas
a.Untuk mengawasi dan mengarahkan Pengurus dalam mengemban amanah organisasi dibentuk Majelis Syura.
b.Majelis Syura dipilih dan dilantik dalam Musyawarah Jama’ah.
c.Susunan Majelis Syura terdiri dari satu orang Ketua, satu orang Sekretaris dan tiga orang anggota.
d.Majelis Syura berwenang untuk menanyakan dan memeriksa suatu permasalahan kepada Pengurus.
e.Majelis Syura berhak memberi nasehat, saran dan usul kepada Pengurus baik diminta maupun tidak.


BAB III
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 11. Wewenang Pengurus
a.Pengurus berhak memimpin dan mewakili kepentingan organisasi sesuai dengan fungsinya.
b.Pengurus berhak menggunakan fasilitas dan potensi organisasi dengan cara yang benar.
c.Pengurus berhak mendirikan, memilih dan melantik baik lembaga maupun pengurus di bawah koordinasinya dengan mempertimbangkan suara dan kemaslahatan jama’ah.

Pasal 12. Tanggung Jawab Pengurus
a.Pengurus bertanggungjawab kepada jama’ah untuk melaksanakan Program Kerja yang telah ditetapkan dalam Musyawarah Jama’ah.
b.Pengurus menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban dalam forum Musyawarah Jama’ah.


BAB IV
I D E N T I T A S

Pasal 13. Identitas
a.Lambang dan identitas organisasi lainnya ditetapkan dalam Musyawarah Jama’ah.
b.Lambang organisasi Ta’mir Masjid “Al Hidayah” adalah Gambar Masjid berwarna hijau dengan tulisan TMA berwarna hitam.


BAB V
ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN

Pasal 14. Aturan Tambahan
a.Anggaran Rumah Tangga merupakan penjelasan dari Anggaran Dasar Ta’mir Masjid “Al Hidayah”.
b.Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dimuat dalam peraturan atau ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar maupun Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 15. Pengesahan
Anggaran Rumah Tangga Ta’mir Masjid “Al Hidayah” ini diperbaharui dan disahkan dalam Musyawarah Jama’ah ke-1 pada tanggal 16 Muharram 1432 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 16 Januari 2011 Miladiyah di Masjid “Al Hidayah”, Jln Sudirman RT V/RT VI.
Baca Selanjutnya »

Kamis, 10 Februari 2011

Mencari Mardlatillah

Ditulis oleh Ustadz Ma'luful Anam, Lc

Jarang orang merumuskan tujuan hidupnya. Merumuskan apa yang dicari dalam hidupnya, apakah hidup­nya untuk makan atau makan untuk hidup. Banyak orang sekedar menjalani hidupnya, mengikuti arus kehidupan, terkadang berani melawan arus, dan menyesuaikan diri, tetapi apa yang dicari dalam melawan arus, menyesuaikan diri dengan arus atau dalam pasrah total kepada arus, tidak pernah dirumuskan secara serius. Ada orang yang sepanjang hidupnya bekerja keras mengumpulkan uang, tetapi untuk apa uang itu dan mau ditasrufkan kemana baru dipikirkan setelah uang terkumpul, bukan dirumuskan ketika memutuskan untuk mengumpulkannya. Ada yang ketika mengeluarkan uang tidak sempat merumuskan tujuannya, sehingga hartanya terhambur-hambur tanpa arti. Ini adalah model orang yang hidup tidak punya konsep hidup.
Makna tentang tujuan hidup sampai kapan pun masih tetap penting untuk direnungkan. Bagaimanapun seorang Muslim mesti sadar bahwa hidup di dunia ini bersifat sementara tidak kekal bahkan terlampau singkat. Kita cuma diberikan kesempatan yang sangat sebentar, bagaikan seorang musafir yang berhenti di sebuah oase, setelah istirahat sebentar dia mempersiapkan perbekalan lalu melanjutkan perjalanan menuju tujuan akhir.

Rumusan tujuan hidup yang didasari pada nilai ajaran agama menempati posisi sentral, yakni orang yang hormat dan tunduk kepada nilai-nilai agama yang diyakininya, melalui pemahaman yang benar dan matang terhadap ajaran agama, Menurut ajaran Islam, tujuan hidup manusia ialah untuk menggapai ridha Allah, ibtigha mardhatillah. Allah berfirman dalam surat al Baqarah ayat 207 ومن الناس من يشرى نفسه ابتغاء مرضاة الله والله رؤوف بالعباد, yang arti­nya : “Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”

Ridha artinya senang. Jadi segala pertimbangan tentang tujuan hidup seorang Muslim, terpulang kepada apakah yang kita lakukan dan apa yang kita gapai itu sesuatu yang disukai atau diridhai Allah SWT atau tidak. Jika kita berusaha memperoleh ridha-Nya, maka apapun yang diberikan Allah kepada kita, kita akan menerimanya dengan ridha (senang) pula, ridha dan diridhai (radhiyatan mardhiyah)

Kita bisa mengetahui sesuatu itu diridhai atau tidak oleh Allah. Tolok ukur pertama adalah syariat atau aturan yang ditetapkan agama, sesuatu yang diharamkan atau dilarang oleh Allah pasti tidak diridhai dan bila kita melakukannya atu melanggarnya kita akan mendapat dosa; dan sesuatu yang halal atau diperintahkan agama pasti diridhai yang apabila kita mengerjakannya kita akan mendapat pahala. Selanjutnya nilai-nilai akhlak akan menjadi tolok ukur tentang kesempurnaan, misalnya memberi kepada orang yang meminta karena kebutuhan adalah sesuatu yang diridhai-Nya; tidak memberi tidak berdosa tetapi kurang disukai.

Indikator ridha Allah juga dapat dilihat dari dimensi horizontal, Nabi bersabda : “Bahwa ridha Allah ada bersama ridha kedua orang tua, dan murka Allah ada bersama murka kedua orang tua”. Semangat untuk mencari ridha Allah sudah barang tentu hanya dimiliki orang-orang yang beriman, sedangkan bagi mereka yang tidak mengenal Tuhan, tidak mengenal agama, maka boleh jadi pandangan hidupnya dan prilakunya sesat, tetapi mungkin juga pandangan hidupnya mendekati pandangan hidup orang yang minus beragama, karena toh setiap manusia memiliki akal yang bisa berfikir logis dan hati yang di dalamnya ada nilai kebaikan.

Metode untuk mengetahui ridla Allah SWT juga diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw dengan cara bertanya kepada hati sendiri, istafti qalbaka. Orang bisa berdusta, berbohong dan mengelabui orang lain, tetapi ia tidak dapat melakukannya kepada hati sendiri. Hanya saja hati orang berbeda-beda. Hati yang gelap, hati yang kosong, dan hati yang mati, sulit dan bahkan tidak bisa ditanya. Hati juga kadang-kadang tidak konsisten, oleh karena pertanyaan paling tepat kepada hati nurani, Nurani berasal arti kata nur, cahaya. Orang yang nuraninya hidup maka ia selalu menyambung dengan ridha Tuhan. Problem hati nurani adalah cahaya nurani sering tertutup oleh keserakahan, egoisme, dan kemaksiatan.

Menurut ajaran Islam, tugas hidup manusia, sepanjang hidupnya hanya satu tugas, yaitu menyembah Allah, Sang Pencipta, atau dalam bahasa harian disebut ibadah. Allah berfirman dalam kitab suci al Qur'an yang berbunyi "وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون yang artinya "tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku". Menjalankan ibadah bukanlah tujuan hidup, tetapi merupakan tugas yang harus dikerjakan oleh mahluk Allah sepanjang hidupnya. Ibadah mengandung arti untuk menyadari dirinya kecil tak berarti, meyakini kekuasaan Allah Yang Maha Besar, Sang Pencipta, dan disiplin dalam kepatuhan kepada-Nya. Oleh karena itu orang yang menjalankan ibadah mestilah bersikap rendah hati, tidak sombong, menghilangkan egoisme dan Istiqomah untuk terus berupaya agar selalu dalam ridla dan bimbingan-Nya. Itulah etos ibadah. Ibadah ada yang bersifat mahdhah/murni, yakni ibadah yang hanya memiliki satu dimensi, yaitu dimensi vertikal, patuh tunduk kepada Allah Yang Maha Kuasa, seperti shalat dan puasa. Ibadah juga terbagi menjadi dua klasifikasi; ibadah khusus dan ibadah umum. Ibadah khusus adalah ritual yang bersifat baku yang ketentuannya langsung dari wahyu atau dari Nabi Muhammad SAW, sedangkan ibadah umum adalah semua perbuatan yang baik, dikerjakan dengan niat baik dan dilakukan dengan cara yang baik pula.

Ibadah khusus seperti shalat lima waktu sehari semalam adalah tugas, taklif dari Allah SWT yang secara khusus diperuntukkan kepada orang-orang mukmin yang telah baligh. Puasa, Zakat (zakat fitrah, zakat mal) bagi yang telah memenuhi syaratnya, dan ibadah haji bagi yang mampu, memotong hewan kurban bagi yang mampu semuanya adalah taklif.

Dan ibadah ghairu mahdhah, seperti berbisnis, karena inti dari berbisnis adalah membantu mendekatkan orang lain dari kebutuhannya. Menuntut ilmu adalah ibadah yang sangat besar nilainya asal dilakukan dengan niat baik dan cara yang baik pula. Dengan demikian kita dapat melakukan tugas ibadah dalam semua aspek kehidupan kita, sesuai dengan bakat, minat, dan profesi kita. Perbedaan pandangan hidup akan menghasilkan perbedaan nilai dan persepsi. Orang yang tidak mengenal ibadah, mungkin sangat sibuk dan lelah mengerjakan tugas sehari-hari, tetapi nilainya nol secara vertikal, sementara orang yang mengenal ibadah, mungkin sama kesibukannya, tetapi cara pandangnya berbeda dan berbeda pula dalam mensikapi kesibukan, maka secara psikologis/kejiwaan ia tidak merasa lelah karena merasa sedang beribadah.

Manusia memiliki dua peran utama di dunia ini; pertama sebagai hamba Allah, dan peran kedua sebagai khalifah (Wakil) Allah di muka bumi. Sebagai hamba Allah manusia adalah kecil dan tidak memiliki kekuasaan, oleh karena itu tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya.

Namun, sebagai khalifah, manusia diberi fungsi, peran yang sangat besar, karena Allah Yang Maha Besar maka manusia sebagai wakil Allah di muka bumi memiliki tanggungjawab dan otoritas yang sangat besar. Sebagai khalifah manusia diberi tugas untuk mengelola alam semesta ini untuk kesejahteraan manusia Oleh karenanya manusia dituntut beramal shaleh, menghindari dosa, menyuruh berbuat baik, melarang berbuat mungkar, jujur dan menghiasi diri dengan sikap yang dianjurkan oleh agama.

source:http://www.pesantrenvirtual.com
Baca Selanjutnya »

Membersihkan Kalbu

Manusia sering kali melakukan sesuatu atas dasar hawa nafsunya yang
mengakibatkan perbuatan tersebut berdampak negative ditengah-tengah masyarakat.
Untuk menghindari penyesalan diakhir perbuatan yang akan dilakukan, maka
seyogyanya bertanyalah pada hati kecil, baik dan buruknya perbuatan tersebut.
Oleh karena itu setiap manusia dituntut untuk memahami hatinya atau bahasa lain
adalah "Qolbu".

Pengertian "Qolbu" :

Menurut Syekh Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali al-Husaini al-Jurjaniy
didalam kitabnya "at-Ta'rifat" : Qolbu adalah sifat lembutnya Ketuhanan yang
terdapat dalam jiwa manusia.

Dalam hadis Rasulullah Saw: Dari Nu'man bin Basyir berkata: saya mendengar
Rasulullah Saw. Bersabda:
Artinya: " Ketahuilah,sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila
dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk
maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut
adalah "Qolbu" yaitu hati ". ( Hadis Riwayat Bukhori ).

Jika kita pahami secara mendalam hadis tersebut, maka hati sangat berperan dalam
kehidupan jiwa manusia, karena hati yang bersih akan melahirkan jiwa yang bersih
dan selalu taat serta tunduk terhadap titah dari Sang Ilahi Rabbi. Sebaliknya
jiwa yang kotor disebabkan karena jiwa tersebut memiliki hati yang tidak baik
dan selalu melanggar aturan yang telah digariskan oleh Allah Swt.



Tanda-tanda hati yang kotor atau sakit.

Fitrah manusia adalah suci dan bersih dalam menjalankan perintah agama,namun
terkadang dalam perjalanan kehidupannya, manusia sering lupa dan lalai serta
terjerumus dalam sifat-sifat "syaithoniyah". Untuk mengenal lebih jauh
tanda-tanda hati manusia yang telah kotor atau sakit, berikut ini salah satu
tandanya :

Adanya sifat nifaq ( Munafik ) dalam jiwa manusia, mari kita renungkan firman
Allah Swt. Dalam surat al-Baqarah :
Artinya : " Dan diantara manusia ada yang berkata " kami beriman kepada Allah
dan hari akhir ", padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang2 yang beriman.
Mereka menipu Allah dan orang2 yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri
sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit ( Nifaq ), lalu
Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat adzab yang pedih, karena
mereka berdusta ". ( QS.al-Baqarah : 8-10 )



Jika kita perhatikan ayat-ayat tersebut, maka sifat munafik akan menjadikan hati
manusia bertambah kotor dan rusak, karena pada dasarnya manusia yang memiliki
sifat nifaq akan terlihat diluar dirinya manis akan tetapi dalam bathinnya dia
memiliki sifat-sifat syaithoniyyah, apa saja sifat-sifat tersebut,

Syekh az-Zamakhsyari dalam kitab tafsirnya "al-Kassyaf", menggambarkan hati yang
sakit karena sifat nifaq dalam diri manusia adalah selalu condong untuk berbuat
maksiat kepada Allah Swt. Sedangkan Syekh Abu Zahrah dalam kitab tafsirnya
"Zahratu at-Tafasir", bahwasanya hati akan menjadi keras karena sifat nifaq yang
selalu menanamkan kedengkian dan selalu menghinakan orang2 yang beriman.
Penyakit hati tersebut menurut beliau tidak ada obatnya, na'udzubillah.

Membersihkan hati yang kotor

Ketika manusia sudah mulai malas beribadah kepada Allah Swt. Maka sebaiknya
bersegeralah beristighfar untuk mendapatkan ampunan dari Allah Swt. Karena
ketika kita membiarkan diri kita jauh dari Allah Swt. maka hati sedikit demi
sedikit akan kotor dan jika tidak segera di obati hati tersebut akan mengeras,
sebagaimana di isyaratkan dalam al-Quran surat al-Baqarah :

Artinya : " Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga hatimu seperti
batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu2 itu pasti ada sungai2 yang airnya
memancar daripadanya. Adapula yang terbelah lalu kaluarlah mata air daripadanya.
Dan adapula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah Swt. Dan Allah tidak
lengah terhadap apa yang kamu kerjakan ". ( QS.al-Baqarah : 74 )



Oleh karena itu untuk menghindari kerasnya hati cepatlah kembali kepada Allah
dengan memohon ampunan dari-Nya, sebagaiman Allah perintahkan kepada orang2 yang
beriman :

Artinya : " Wahai orang2 yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat
yang semurni-murninya, mudah2an Tuhan kamu akan menghapus kesalahan2 mu dan
memasukkan kamu kedalam surga2 yang mengalir dibawahnya sungai2, pada hari
ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang2 yang beriman bersama dengannya,
sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil
mereka berkata, " Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan
ampunilah kami, sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (SQ.at-Tahrim:8)



Syekh al-Hafidz Ibnu katsir dalam kitabnya "Tafsir al-Quran al-'Adzim",
menjelaskan bahwasanya seseorang yang bertobat kepada Allah Swt, dia sungguh
menyesali dosa2 yang telah ia lakukan dan tidak akan mengulanginya lagi.

Perbuatan manusia bersumber dari hatinya, maka ketika hatinya selamat dari
sifat2 yang kotor maka perbuatan tersebut akan mencerminkan prilaku yang islami
dan jauh dari maksiat kepada Allah Swt.

Maka marilah sama2 selamatkan hati kita dari sifat-sifat yang dapat
menjerumuskan diri manusia kedalam jurang kehinaan didunia maupun diakherat
kelak. Karena semua yang kita miliki baik harta benda maupun keturunan kita
tidak dapat menolong diri kita selamat dihari hisab nanti kecuali jiwa tersebut
diiringi dengan hati yang bersih ( Qolbu as-Salim ), sebagaimana diisyaratkan
oleh Allah Swt, dalam surat as-Syu'ara :
Artinya : " Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna. Kecuali
orang-orang yang menghadap Allah Swt. dengan hati yang bersih". (QS.as-Syu'ara:
88-89 )

Maka ketika hati setiap jiwa manusia bersih, prilaku dia akan baik pula. Ketika
prilaku baik akan menghasilkan ketaatan kepada Allah Swt. dimanapun dia berada,
dan itulah cita-cita terbesar dalam kehidupan ummat manusia.

Mudah-mudahan Allah Swt. selalu membersihkan hati kita dari sifat-sifat kotor
yang dapat menjerumuskan jiwa dan raga kita jauh dari Allah Swt menuju kepada
hati yang bersih dan selamat. Amin Ya Rabbal 'Alamin.
Baca Selanjutnya »

Rabu, 09 Februari 2011

STRUKTUR DAN JOB DESCRIPTION MANAJEMEN MASJID

Struktur Organisasi Masjid

Struktur organisasi masjid adalah susunan unit-unit kerja yang saling berhubungan satu sama lainnya. Masing-masing unit mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi dihubungkan dengan garis koordinasi. Adanya koordinasi inilah yang menyebabkan antar unit kerja menjadi satu kesatuan.

Setiap organisasi harus dijalankan secara professional dengan menerapkan ilmu manajemen. Dalam ilmu manajemen dikenal adanya struktur organisasi. Struktur organisasi adalah suatu bagan yang bertujuan membagi tugas dalam berbagai pusat kegiatan atau melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dalam organisasi. Struktur organisasi akan menggambarkan fungsi masing-masing bagian batas wewenang yang dimilikinya, luas tanggung jawab yang harus dipikulnya, hubungannya dengan bagian lain, atasannya dan bawahannya.

Struktur organisasi masjid dapat disederhanakan atau dikembangakan sesuai dengan program dan tujuan dari sebuah masjid yang mungkin berbeda antara masjid yang satu dengan masjid yang lainnya. Tergantung juga karena mekanisme kerja organisasi masjid tersebut.


Job Description
Masjid sebagai pusat kegiatan umay islam membutuhkan sebuah manajemen modern agar benar-benar bisa berfungsi secara optimal. Untuk itu, setiap kegiatan haruslah mengikuti alur manajemen modern yang meliputi :

Perencanaan (planning)
Pengorganisasian (organizing)
Pemilihan orang (staffing)
Pengarahan (directing)
Pengawasan (controlling)
Komunikasi (communication)

Setelah bersepakat mengelola masjid harus menggunakan manajemen modern, maka tugas takmir/pengurus masjidlah yang kemudian berperan besar. Tanpa adanya takmirtentu semua tidak akan berjalan, karena dialah yang akan menjalankan seluruh program itu. Maka menjadi kebutuhan dari takmir masjid untuk membuat struktur organisasi masjid guna mengatur pembagian tugas.

Unsur yang harus ada dalam takmir masjid :
a. Imam masjid (Dewan Syuriah)
b. Manajer
c. Tata Usaha (Sekertaris, Bendahara)
d. Operasional (Pendidikan, Sosial, Usaha)

Jika diperincikan lagi tugas takmir masjid sesuai dengan fungsinya adalah sebagai berikut :

KETUA :
1. Memimpindan mengorganisasikan kegiatan masjid dalam melaksanakan tugasnya.
2. Mewakili organisasi dengan baik kedalam atau keluar.
3. Mengawasi pelaksanaan program kerja.
4. Menandatangani surat-surat penting.
5. Memimpin evaluasi atas pelaksanaan program kerja.
6. Membuat laporan pertanggung jawaban (LPJ) dari program-program kerja yang telah dilakukan diakhir pengurusan.

WAKIL KETUA
7. Mewakili ketua apabila berhalangan.
8. Membantu ketua dalam menjalankan program kerja.
9. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya pada ketua.

SEKERTARIS
10. Mewakili ketua dan wakil ketua apabila berhalangan.
11. Bertanggung jawab terhadap segala bentuk administrasi masjid
12. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya pada ketua.

DEPARTEMEN AGAMA
13. Mengelola keuangan masjid.
14. Merencanakan sumber dana masjid
15. Menerima, menyimpan, dan membukukan keuangan.
16. Mengeluarkan uang sesuai kebutuhan.
17. Menyimpan tanda bukti penerima dan pengeluaran
18. Membuat laporan rutin.

DEPARTEMEN IT
19. Mengelola basis data yang meliputi :
v Daftar pengurus
v Daftar jamaah
v Penceramah
v Majlis taklim
20. Mengelola situs internet
21. Menditribusi surat elektronik (email) yang masuksesuai dengan departemen

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN DAKWAH

22. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan pendidikan dan dakwah, meliputi :
v Membuat jadwal TPA dan kajian kajian keagamaan
v Membuat jadwal pembicara pada setiap kajian
v Membuat jadwal imam, khatib, muazin dan bilal shalat jumat
v Mengkoordinir kegiatan remaja masjid, ibu-ibu dan anak-anak
v Mengumumkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan dan dakwah
23. Mengkoordinir shalat jumat

DEPARTEMEN PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN
24. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan masjid yang meliputi :
v Membuat program rehabilitasi dan pembangunan masjid
v Membuat rencana anggaran
v Melaksanakan program pembangunan dan rehabilitasi masjid
25. Mengatur kebersihan, keindahan dan kenyamanan masjid
26. Mendata segala kerusakan sarana dan pra sarana masjid

DEPARTEMEN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
27. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan yang bersifat social kemasyarakatan yang meliputi :
v Menyantuni fakir miskin, yatim piatu, janda, dan lain-lain
v Melakukan khitanan masal
v Bakti social terhadap korban bencana alam
28. Melakukan koordinasi dengan pengurus RT/RW setempat dalam melaksanakan tugasnya


Kesimpulan

Setiap masjid haruslah mempunyai organisasi yang bagus didalamnya. Sehingga masjid tersebut mempunyai peranan dimasyarakat setempat. Didalam organisasi masjid tersebut haruslah dikelola dengan manajemen yang baik dalam manajemen modern. Manajemn inilah yang akan membagi organisasi masjid dalam strutur organisasi.

Dalam membuat strutur organisasi masjid bukanlah hal yang sembarangan. Harus juga memikirkian apa fungsi dari setiap struktur organisai masjid yang telah dibagi dalam departemen-departemen. Sehingga setiap struktur mempunyai tugasnya masing-masing dengan begini organisasi dalam masjid akan termanej dengan baik dan mempunyai peran dalam masyarakat.
Baca Selanjutnya »

Minggu, 06 Februari 2011

Orang-Orang Pilihan


Inilah orang – orang yang didoakan oleh para malaikat :


1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”.(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’” (Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang – orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan” (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang – orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf”
(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)
5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”.
(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia” (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)
7. Orang – orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’” (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)
8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’”(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang – orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’” (Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang – orang yang sedang makan sahur”
(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh”(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain”(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)
Baca Selanjutnya »

Mesjid Alhidayah

Assalamualaikum Wr Wr

Alhamdulliah Mulai hari ini blog mesjid alhidyah mulai on line...
Kami bertempat di jln Sudirman gg hidayah duri
Semoga blog ini bisa bermanfaat untuk jemaah alhidayah khususnya dan seluruh masyarakat islam umumhya.
Baca Selanjutnya »